MEDIA DAKWAH TPQ TAHFIZHULQUR'AN HABIBUSSHOLIHIN BANYU URIP LOR SURABAYA [12/07/2012]

oktober

oktober

oktober

Nasehat Ustadz Daeroby

Hasil gambar untuk foto kartun orang ngaji
DZIKIR PEMBUKA AURA AGAR DIMUDAHKAN JODOH

Apabila diantara sahabat ukhti ada yang kebetulan ingin segera punya suami, imam hidup dunia wal-akhirat, tidak ada salahnya menjalankan rangakaian dzikir berikut, karena terbukti mujarrab, semoga apa yang diharapkan terkabul dengan baik, amin.
1. Berpuasa minimal tiga hari, mulai hari kamis, jumat dan sabtu, dengan niat puasa sunnah.
2. Membaca Sholawat Munjiat 41 kali setiap tengah malam, mulai malam kamis, sampaikan hajatnya setelah selesai tahajud dan sholawat..
Insya Allah hajat ingin segera punya suami akan terkabulkan, kami yakin. Karena dzikir sholawat ini sangat mujarrab, alias teruji keistimewaannya..





SEDIKIT MEMBERI LEBIH BAIK DARIPADA PELIT

لاَ تَسْتَحِ مِنْ إِعْطَاءِ الْقَلِيلِ، فَإِنَّ الْحِرْمَانَ أَقَلُّ مِنْهُ
==========
Jangam malu memberi yang sedikit, karena tidak memberi jauh lebih sedikit.

Sahabatku, ternyata memberi sepotong martabak masih berharga daripada tidak memberi sama sekali. Itu artinya mendapatkan balasan pahala yang sedikit, akan jauh lebih terhormat daripada sama sekali tidak mendapatkan pahala apa-apa...

Nasehat dari Ustadz Daeroby

Hasil gambar untuk foto kartun orang ngajiTIGA HAL BERHAK MENDAPAT PERTOLONGAN ALLAH

Dalam Islam ada hal-hal yang bisa membuat hati besar dan lapang, karena Allah tidak akan pernah membiarkan menderita, coba simak hadits berikut ini..
ﺛﻼﺛﺔ ﺣﻖ ﻋﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻮﻧﻬﻢ اﻟﻤﺠﺎﻫﺪ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ اﻟﻠﻪ ﻭاﻟﻤﻜﺎﺗﺐ اﻟﺬﻱ ﻳﺮﻳﺪ اﻷﺩاء ﻭاﻟﻨﺎﻛﺢ اﻟﺬﻱ ﻳﺮﻳﺪ اﻟﻌﻔﺎﻑ ﺭﻭاﻩ اﻟﺘﺮﻣﺬﻱ
========
Tiga Hal, yang berhak untuk mendapatkan pertolongan. Pertama, Orang yang berjuang di jalan Allah. Kedua, Budak Mukatab yang ingin membayar kemerdekaannya. Ketiga, Orang mau menikah dengan tujuan menjaga agamanya. HR. Turmudzi
Pustaka: At-Targib Wat Tarhib
Sahabatku, jangan pernah ragu untuk menikah apabila dengan niat memelihara agama, karena yakinlah Allah tidak akan membiarkan, apalagi niat memelihara agamanya menjadi pendamping KangDae, walau harus menjadi bini kedua, ketiga atau keempat.. yang penting sambil berjuang dalam agama.. kenapa nggak?!.. wew..?!

Nasehat K.H. Maimun Zubair

KH. MAIMOEN ZUBAIR: ISTRI ITU IBARAT NASI, SEDANGKAN BIDADARI SURGA IBARAT SNACK

Hasil gambar untuk foto mbah maimunAl Habib Husain Al Aydarus Pethekan Semarang sampai berumur 60 tahunan, beliau masih sendiri, belum menikah. Sampai kemudian pada sekitaran tahun 1985, beliau menghadiri undangan 'Aqdun Nikah di rumah KH. Muhajir Madad Salim, di Demak Jawa Tengah.
Saat itu keluarga Kyai Muhajir sedang menikahkan kakak tertuanya. Mbah Kyai Maimun Zubair Sarang yang masih kerabat dekat mempelai perempuan kemudian berpidato memberi mauidhoh hasanah. Diantara petuah beliau :
“Sepasang pengantin itu, kalau sudah di dudukkan berdampingan begini, jangan dikira cuma dilihat banyak orang di alam dunia saja.
Sepasang pengantin nanti di akhirat juga akan di dudukkan berdampingan, bersama-sama masuk kedalam surga.

UDKHULUL JANNATA ANTUM WA AZWAJUKUM TUHBARUN
Jadi dengan demikian hanya ISTRI YANG DARI ALAM DUNIA saja yang bisa mendampinginya duduk di Bangsal Kencananya di surga. Sedangkan bidadari, mereka tidak.
Istri itu ibarat makanan pokok. Sedangkan bidadari cuma snack. Kalau dia butuh bidadari, maka bidadari baru dapat melayani. Jika tidak butuh maka bidadari tidak bisa dekat-dekat dengannya .
Jadi, orang-orang yang meninggal dunia sampai belum sempat menikah, maka keadaan mereka tidak sama dengan yang sudah menikah.
Istri itu ibarat nasi, sedangkan bidadari itu ibarat jajanan-jajanan (snack). Kamu kok sama sekali tidak makan nasi, hanya makan jajanan-jajanan saja, maka tidak bisa kenyang. Perut malah bisa KEMBUNG …!! “
Mendengar petuah Mbah Moen itu, sepulangnya dari resepsi, Habib Husain langsung menikah. Menikah dalam usia setua itu, karena takut nanti di surga dirinya malah cuma dapat KEMBUNG nya saja, seperti dawuhnya Mbah Moen!!! 
😂😂😂
Kurang dari dua tahun, Habib Husain kemudian wafat dalam keadaan sempurna. Tidak bakalan sakit kembung di surganya.
Mumpung masih ada kesempatan, yang belum menikah segeralah menikah. Niat mencari pasangan dunia akhirat. Soal dapat bidadari-bidadari, itu adalah bonusnya.
Takutnya, keburu meninggal dunia, belum sempat berkeluarga. Maka akan jadi seperti orang yang cuma dapat bonusnya saja, sedangkan hadiah utamanya tidak. 
😊
🌷
 Diedit dari Kumpulan Nasehat KH. Muhajir Madad Salim 
🌷

________________

Hikayah Syeikh Cholil Melindungi calon santrinya dari musibah

Pada kisah yang lain, Kiai Kholil ber­usaha melindungi calon santrinya dari musibah, padahal dia berada di Bang­kalan, sementara si calon santri di te­ngah Alas Roban, Batang, Pekalongan.
Menurut cerita si calon santri yang ber­nama Muhammad Amin, ia berang­kat dari Kempek, Cirebon, bersama lima orang temannya, menuju Bangkalan, Ma­dura, untuk berguru kepada Kiai Kho­lil. Mereka tidak membawa bekal apa-apa kecuali beberapa lembar sarung, baju, dan celana untuk tidur, parang, ser­ta thithikan, alat pemantik api yang ter­buat dari batu.
Setelah berjalan kaki berhari-hari, menerobos hutan dan menyeberangi sungai, mereka sampai di tepi Hutan Roban di luar kota Batang, Pekalongan.
Hutan itu terkenal angker, sehingga tidak ada yang berani merambahnya. Pohon-pohon yang ada di hutan itu be­sar-besar, semak belukar sangat tinggi, banyak binatang buas di dalamnya. Na­mun yang lebih menyeramkan, banyak perampok yang berkeliaran di tepi hutan itu. Mereka perampok yang kejam dan tidak segan-segan membantai mangsa­nya kalau melawan.
Menjelang malam, tatkala enam orang calon santri itu sedang mencari tem­pat untuk tidur, tiba-tiba muncul se­sosok laki-laki. Namun karena tampang­nya biasa-biasa saja, mereka tidak me­naruh curiga. Bahkan orang itu kemudi­an bertanya apa mereka punya thithikan, karena ia akan menyulut rokok.
Namun setelah benda itu dipegang­nya, ia mengatakan bahwa batu itu ter­lalu halus sehingga sulit dipakai untuk membuat api. “Masih perlu dibikin kasar sedikit,” kata orang itu sambil memasuk­kan batu tersebut ke mulutnya lalu meng­gigitnya se­hingga pecah menjadi dua.
Terbelalak mata enam orang calon santri itu menyaksikan kekuatan mulut laki-laki itu. Mereka gemetar ketakutan. “Serahkan barang-barang kalian,” hardik orang itu. Amin, yang paling berani di antara me­reka, menjawab, “Kalau barang-ba­rang kami diambil, kami tidak bisa me­lanjutkan perjalanan ke Bangkalan.” Mendengar kata “Bangkalan”, orang itu tampak waswas. “Mengapa kalian ke sana?” dia balik bertanya. “Kami mau berguru kepada Mbah Kholil,” jawab Amin.
Tersentak laki-laki itu, seperti pem­buru tergigit ular berbisa. Wajahnya pu­cat pasi,  bibirnya menggigil. “Jadi kalian mau nyantri sama Kiai Kholil?” “Betul,” sahut enam calon santri itu ber­samaan. Mereka gembira karena me­rasa tidak akan dirampok. Tapi dugaan itu meleset. “Kalau begitu, serahkan semua ba­rangmu kepadaku,” kata lelaki itu. “Kali­an tidur saja di sini, dan aku akan men­jaga kalian semalaman.”
Makin ketakutan saja para remaja itu. Mereka kemudian memang membaring­kan badan tapi mata tidak bisa diajak tidur sema­laman. Maut seakan sudah dekat saja. Keesokan harinya, selepas mereka shalat Subuh, lelaki itu mengajak mereka pergi. “Ayo kita berangkat,” ujarnya. “Ke mana ?” tanya para calon santri. “Akan kuantar kalian ke luar dari hu­tan ini agar tidak diganggu oleh peram­pok lain,” jawabnya tampak ramah.
Dalam hati mereka bertanya-tanya, apa maunya orang ini. Namun sebelum pertanyaan itu terjawab, orang itu ber­kata. “Sebenarnya kalian akan aku ram­pok, dan menjual kalian kepada onder­neming untuk dijadikan kuli kontrak di luar Jawa. Tapi ilmu saya akan berbalik mencelakakan diri saya kalau berani mengganggu para calon santri Kiai Kholil. Sebab guru saya pernah dikalah­kan Kiai Kholil dengan ilmu putihnya.”
Maka enam remaja dari Kempek itu kian mantap untuk nyantri ke Bangkalan. Terlebih lagi baru di perjalanan saja un­tuk menuju pesantren Kiai Kholil mereka telah memperoleh karamah dari pemim­pin pesantren tersebut.

Hikayah Syeikh Cholil Melindungi calon santrinya dari musibah

Pada kisah yang lain, Kiai Kholil ber­usaha melindungi calon santrinya dari musibah, padahal dia berada di Bang­kalan, sementara si calon santri di te­ngah Alas Roban, Batang, Pekalongan.
Menurut cerita si calon santri yang ber­nama Muhammad Amin, ia berang­kat dari Kempek, Cirebon, bersama lima orang temannya, menuju Bangkalan, Ma­dura, untuk berguru kepada Kiai Kho­lil. Mereka tidak membawa bekal apa-apa kecuali beberapa lembar sarung, baju, dan celana untuk tidur, parang, ser­ta thithikan, alat pemantik api yang ter­buat dari batu.
Setelah berjalan kaki berhari-hari, menerobos hutan dan menyeberangi sungai, mereka sampai di tepi Hutan Roban di luar kota Batang, Pekalongan.
Hutan itu terkenal angker, sehingga tidak ada yang berani merambahnya. Pohon-pohon yang ada di hutan itu be­sar-besar, semak belukar sangat tinggi, banyak binatang buas di dalamnya. Na­mun yang lebih menyeramkan, banyak perampok yang berkeliaran di tepi hutan itu. Mereka perampok yang kejam dan tidak segan-segan membantai mangsa­nya kalau melawan.
Menjelang malam, tatkala enam orang calon santri itu sedang mencari tem­pat untuk tidur, tiba-tiba muncul se­sosok laki-laki. Namun karena tampang­nya biasa-biasa saja, mereka tidak me­naruh curiga. Bahkan orang itu kemudi­an bertanya apa mereka punya thithikan, karena ia akan menyulut rokok.
Namun setelah benda itu dipegang­nya, ia mengatakan bahwa batu itu ter­lalu halus sehingga sulit dipakai untuk membuat api. “Masih perlu dibikin kasar sedikit,” kata orang itu sambil memasuk­kan batu tersebut ke mulutnya lalu meng­gigitnya se­hingga pecah menjadi dua.
Terbelalak mata enam orang calon santri itu menyaksikan kekuatan mulut laki-laki itu. Mereka gemetar ketakutan. “Serahkan barang-barang kalian,” hardik orang itu. Amin, yang paling berani di antara me­reka, menjawab, “Kalau barang-ba­rang kami diambil, kami tidak bisa me­lanjutkan perjalanan ke Bangkalan.” Mendengar kata “Bangkalan”, orang itu tampak waswas. “Mengapa kalian ke sana?” dia balik bertanya. “Kami mau berguru kepada Mbah Kholil,” jawab Amin.
Tersentak laki-laki itu, seperti pem­buru tergigit ular berbisa. Wajahnya pu­cat pasi,  bibirnya menggigil. “Jadi kalian mau nyantri sama Kiai Kholil?” “Betul,” sahut enam calon santri itu ber­samaan. Mereka gembira karena me­rasa tidak akan dirampok. Tapi dugaan itu meleset. “Kalau begitu, serahkan semua ba­rangmu kepadaku,” kata lelaki itu. “Kali­an tidur saja di sini, dan aku akan men­jaga kalian semalaman.”
Makin ketakutan saja para remaja itu. Mereka kemudian memang membaring­kan badan tapi mata tidak bisa diajak tidur sema­laman. Maut seakan sudah dekat saja. Keesokan harinya, selepas mereka shalat Subuh, lelaki itu mengajak mereka pergi. “Ayo kita berangkat,” ujarnya. “Ke mana ?” tanya para calon santri. “Akan kuantar kalian ke luar dari hu­tan ini agar tidak diganggu oleh peram­pok lain,” jawabnya tampak ramah.
Dalam hati mereka bertanya-tanya, apa maunya orang ini. Namun sebelum pertanyaan itu terjawab, orang itu ber­kata. “Sebenarnya kalian akan aku ram­pok, dan menjual kalian kepada onder­neming untuk dijadikan kuli kontrak di luar Jawa. Tapi ilmu saya akan berbalik mencelakakan diri saya kalau berani mengganggu para calon santri Kiai Kholil. Sebab guru saya pernah dikalah­kan Kiai Kholil dengan ilmu putihnya.”
Maka enam remaja dari Kempek itu kian mantap untuk nyantri ke Bangkalan. Terlebih lagi baru di perjalanan saja un­tuk menuju pesantren Kiai Kholil mereka telah memperoleh karamah dari pemim­pin pesantren tersebut.

Hikayah Kyai kholil berguru ke kyai pasuruan


Ketika Kiai Kholil masih muda, dia mendengar bahwa di Pasuruan ada se­orang kiai yang sangat sakti mandra­guna. Namanya Abu Darin. Kholil muda ingin sekali belajar kepada Abu Darin. Sema­ngat untuk menimba ilmu itu begitu meng­gebu-gebu pada dirinya sehingga jarak tempuh yang begitu jauh dari Bang­kalan di Pulau Madura ke Pasuruan di Pulau Jawa tidak dianggapnya sebagai rintang­an berarti, meski harus berjalan kaki.
Namun apa daya, sesampainya Kholil muda di Desa Wilungan, Pasuruan, tem­pat kiai Abu Darin membuka pesantren, ternyata Kiai Abu Darin sudah wafat. Dia meninggal hanya beberapa hari sebelum kedatangan Kholil muda. Habislah ha­rapannya untuk mewujudkan cita-cita­nya berguru kepada kiai yang mempu­nyai ilmu tinggi tersebut.
Dengan langkah gontai karena capai fisik dan penat mental, hari berikutnya Kho­lil berta’ziyah ke makam Kiai Abu Da­rin. Di depan pusara Kiai Darin, Kholil membaca Al-Qur’an hingga 40 hari. Dan pada hari yang ke-41, ketika Kholil te­ngah ketiduran di makam, Kiai Abu Darin hadir dalam mimpinya.
Dalam kesempatan itu almarhum mengatakan kepada Kholil, “Niatmu untuk belajar sungguh terpuji. Telah aku ajarkan ke­padamu beberapa ilmu, maka peliharalah.” Kholil lalu terbangun, dan serta merta dia sudah hafal kandungan kitab Imrithi, Asymuni, dan Alfiyah, kitab utama pe­santren itu. Subhanallah.

Penjelasan seputar Sholat Wustho

Badru Zaman
Assalamu'alaikum wr wb
"...Haafiduu 'ala sholawaati wa sholaatil wustho..."
Pertanyaan :
Apa yg dimaksud sholat wustho ? Waktunya kapan ?Apakah ada kaitannya dengan sholat Hati ?

JAWABAN :

yg dimaksud sholat wustho adalh sholat ashar

167 - وفي رواية ابن طهمان قال شغل رسول الله يوم الأحزاب عن صلاة العصر حتى صلوا بين المغرب والعشاء فقال شغلونا عن الصلاة الوسطى صلاة العصر ملأ الله قبورهم وبيوتهم نارا رواه مسلم في الصحيح عن أبي بكر بن أبي شيبة وغيره 168 - أخبرنا أبو الحسن بن عبدان ابنا أحمد بن عبيد الصفار ثنا عباس ابن الفضل ثنا أحمد بن عبد الله بن يونس نا أبو بكر بن عياش عن عاصم زر قال قلنا لعبيدة سل عليا رضي الله عنه عن صلاة الوسطى فسأله فقال قال رسول الله يوم الأحزاب شغلونا عن صلاة الوسطى صلاة العصر ملأ الله بيوتهم و قبورهم نارا

isbat adzabil qobri hal.108

http://www.piss-ktb.com/2012/03/1224-sholat-wustho.html



Panduan Sholat Sunnah Hajad Lengkap














Dirikanlah Solat Sunat Hajat sebagaimana solat-solat biasa yang lain dengan mematuhi 13 rukun yang telah disyariatkan itu. 

1.  Lafaz dan niat:

“U-shol-lii sun-na-tal haa-ja-ti rok-’a-tai-ni lil-laa-hi ta-’aa-laa.”
aku Solat Sunat Hajat dua raka’at, kerana Allah Ta’ala. 

2.  Bacaan setelah Al-Fatihah

.
Rakaat pertama: Surah Al-Kafirun atau Ayat Al-Kursi  (satu kali atau 11 kali)


3. Bacaan Rakaat Yang ke-dua setelah al-Fatihah yaitu suroh al-Ikhlas

“Qul huwallaahu ahad, Allaahush shamad, Lam yalid walam yualad, Wa lam yakun lahu kufuwan ahad.”
“Katakanlah : Allah itu Esa! Allah tempat meminta. Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.”
.

*Sesungguhnya sebahagian daripada doa yang tidak ditolak ialah bersolat, di mana ia membaca pada setiap rakaat ‘Surah Al-Fatihah’, ‘ayat Al-Kursi’ dan ‘Qulhu wallaahu Ahad’.
Doa,,silahkan sebisanya...

Tata Cara Sholat Tasbih Lengkap Beserta Penjelasannya









.
Niat Solat Sunat Tasbih:
a)  Niat Solat Tasbih 2 Rakaat,

“U-shol-lii sun-na-tat Tas-biyh rok-’a-tai-ni lil-laa-hi ta-’aa-laa.”
(aku Solat Sunat Tasbih dua raka’at, kerana Allah Ta’ala.)
 .
b)  Niat Solat Tasbih 4 Rakaat,



“U-shol-lii sun-na-tat Tas-biyh ar-ba-‘a rok-’a-tin lil-laa-hi ta-’aa-laa.”
(aku Solat Sunat Tasbih empat raka’at, kerana Allah Ta’ala.)



Diantara sholat yang disunahkan adalah sholat TASBIH
Sholat TASBIH berjumlah 4 rokaat yang baik dengan sekali salam bila dilakukan di siang hari dan dengan dua kali salam bila di lakukan di malam hari berdasarkan hadits nabi “sholat malam dua rokaat, dua rokaat”

Tata cara sholat Tasbih :
  1. Takbiratul Ihram (bersamaan niat)

  2. Membaca doa iftitah

  3. membaca Surat Alfaatihah

  4. membaca surat-surat dari alquran bisa memakai surat permulaan surat alhadiid, surat alhasyri, surat shoff dan surat attaghoobun karena keempat surat ini memiliki kecocokan dengan sholat tasbih bila tidak boleh memakai surat azzalzalah, al’aadiyaat, attakaatsur dan al-ikhlas

  5. membaca سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
    “Subhaanallah wal hamdulillah wa laailaaha illa alloohu wallaahu akbar wa laa hawla wa laa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimi”
    Sebanyak 15 kali (sebelum ruku)

  6. Ruku dan membaca سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
    “Subhaanallah wal hamdulillah wa laailaaha illa alloohu wallaahu akbar wa laa hawla wa laa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimi”
    Sebanyak 10 kali

  7. I’tidal dan membaca سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
    “Subhaanallah wal hamdulillah wa laailaaha illa alloohu wallaahu akbar wa laa hawla wa laa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimi”
    Sebanyak 10 kali

  8. sujud dan membaca سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
    “Subhaanallah wal hamdulillah wa laailaaha illa alloohu wallaahu akbar wa laa hawla wa laa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimi”
    Sebanyak 10 kali

  9. Duduk diantara dua sujud dan membaca سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
    “Subhaanallah wal hamdulillah wa laailaaha illa alloohu wallaahu akbar wa laa hawla wa laa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimi”
    Sebanyak 10 kali

  10. Sujud yang kedua dan membaca سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
    “Subhaanallah wal hamdulillah wa laailaaha illa alloohu wallaahu akbar wa laa hawla wa laa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimi”
    Sebanyak 10 kali

  11. Duduk istirohah (sebelum bangun untuk berdiri) dan membaca سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
    “Subhaanallah wal hamdulillah wa laailaaha illa alloohu wallaahu akbar wa laa hawla wa laa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimi”
    Sebanyak 10 kali

  12.  Tasyahud dan membaca سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
    “Subhaanallah wal hamdulillah wa laailaaha illa alloohu wallaahu akbar wa laa hawla wa laa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimi”
    Sebanyak 10 kali

  13. Maka hitungan bacaan tasbih سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
    “Subhaanallah wal hamdulillah wa laailaaha illa alloohu wallaahu akbar wa laa hawla wa laa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimi”

    Dalam setiap rokaat menjadi 75 kali

Hitungan jumlah tasbih dan penempatannya seperti ini paling kuatnya pendapat diantara hadits riwayat Ibni mas’ud ra. :

”Setelah takbiratul ihram 15 kali, setelah membaca fatihah sebelum membaca surat 10 kali, dalam rukuk, I’tidal sujud awal dan ke dua serta duduk dianta dua sujud masing-masing 10 kali dengan tidak membaca tasbih pada duduk istirohat dan setelah tasyahhud, kemudian setelah berdiri membaca tasbih 15 kali begitu juga setelah selesai membaca fatihah sebelum membaca surat 15 kali”
Bila engkau mampu melakukan sholat tasbih tiap hari maka lakukan, bila tidak mampu boleh sebulan sekali, setahun sekali bahkan seumur hidup sekali, bila tidak berarti anda termasuk orang malas dalam menjalani agama,

Dan berdoalah setelah usai tasyahhud akhir *sebelum salam) dengan memakai doa

DOA SOLAT TASBIH

اَللَّهُمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ تَوْفِيْقَ اَهْلِ الهُدَى وَاَعْمَالَ اَهْلِ اليَقِيْنِ وَمُنَاصَحَةَ اَهْلِ التَّوْبَةِ وَعَزْمَ اَهْلِ الصَّبْرِ وَوَجَلَ اَهْلِ الْخَشْيَةِ وَطَلَبَ اَهْلِ الرَّغْبَةِ وَتَعَبُّدَ اَهْلِ الْوَرَعِ وَعِرْفَانَ اَهْلِ اْلعِلْمِ حَتَّى نَخَافَـكَ

اَللَّهُمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ مَخَافَةَ تُحْجِزُنَا عَنْ مَعَاصِيْكَ حَتَّى نَعْمَلَ بِطَاعَتِـكَ سُبْحَانَ خَالِقَ النُّوْرُ.
والصَلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَي اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ والحَمْدُ للهِ رَبِّ
العَالَمِيْنَ

" Ya Allah aku meminta padaMu pertolongan (melakukan kebaikan) sebagaimana yang
Engkau berikan kepada orang-orang yang mendapatkan petunjuk, amal-amal yang dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai keyakinan tinggi, nasihat-nasihat orang yang ahli bertaubat, kemauan kuat yang dimiliki orang-orang yang ahli bersabar, kesungguhan orang-orang yang selalu takut (padaMu), permintaan orang-orang yang selalu cinta (padaMu), beribadahnya orang-orang yang ahli menjaga diri dari perkara subhat, pengetahuan orang-orang yang ahli dalam ilmu (agama) sehingga akupun dapat takut kepada Mu. Ya Allah sesungguhnya aku meminta padaMu rasa takut yang menjagaku dari melakukan kemaksiatan padaMu, sehingga dengan taat padaMu akupun bisa melakukan amal, yang dengannya bisa kuraih ridloMu dan dengan taubat aku dapat mengambil rasa takut kepada Engkau, dan kumurnikan padaMu nasehat karena malu pada Engkau. Dan aku pasrahkan segala urusan padaMu karena wujudnya prasangka baik kepadaMu. Maha Suci Allah Sang Pencipta Cahaya".

Nihaayah Azzain I/115

http://www.piss-ktb.com/2011/08/tata-cara-sholat-tasbih.html