MEDIA DAKWAH TPQ TAHFIZHULQUR'AN HABIBUSSHOLIHIN BANYU URIP LOR SURABAYA [12/07/2012]

Kisah Bal’am bin ba’ura yang meninggal dalam keadaan kufur

Assallamu’allaikum.Wr.Wb........Kisah yang akan aku ceritakan sudah pernah teman teman dengar atau baca dari buku buku islami. Semoga tak ada salahnya juga jika saya mengulas kembali cerita ini. Jika ada manfaatnya itu semata mata karena Allah dan jika ada hilaf dalam penyampaianya kata atau aku berbicara mohon dimaafkan sebesar besarnya.

واتل عليهم نبأ الذى ءاتينه ءايتنا فانسلخ منها فأتبعه الشيطن فكان من الغاوين

(175 Dan bacakanlah kepada mereka kisah dia yang Kami berikan Ayat kami, tapi ia membuangnya;.. Sehingga Setan mengikutinya, dan ia menjadi orang-orang yang sesat)

ولو شئنا لرفعنه بها ولكنه أخلد إلى الارض واتبع هواه فمثله كمثل الكلب إن تحمل عليه يلهث أو تتركه يلهث ذلك مثل القوم الذين كذبوا بثايتنا فاقصص القصص لعلهم يتفكرون
.
(176 Dan kalau Kami kehendaki, Kami pasti akan mengangkatnya dengannya,
tapi dia berpegangan ke bumi dan mengikuti keinginan sendiri sia-sia Jadi perumpamaan-Nya adalah perumpamaan tentang seekor anjing:. Jika Anda membuatnya menjauh, ia celana, atau jika Anda meninggalkan dia sendirian, dia (masih) celana. Demikianlah perumpamaan orang-orang yang menolak berhubungan Ayat kami Jadi cerita-cerita, mungkin mereka dapat mencerminkan..)

سآء مثلا القوم الذين كذبوا بايتنا وأنفسهم كانوا يظلمون

(177. Kejahatan adalah perumpamaan tentang orang-orang yang menolak Ayat kami, dan digunakan untuk salah sendiri.)
Surat Al-Araf 7 Ayat 175-177

Beberapa ayat Al-Qur’an diatas merupakan sebuah kisah yang menggambarkan seorang Bal’am bin ba’ura, Dia adalah seorang ulama atau seorang yang ahli ibadah dizaman Nabi musa yang berasal dari Yaman dan tinggal bersama kaum Jababirah. Bahkan Allah telah mengaurianakan kelebihan untuknya yaitu sebuah pengelihatan yang apabila dia melihat kesemua penjuru dia bisa melihat semua ciptaan Allah beserta isinya, karena kelebihanya itu Bal’am bisa melihat jin dan malaikat,bahkan jika Bal’am melihat kelangit dia bisa melihat Arsy atau tempat Dimana Allah mengawasi setiap mahluk-Nya. Dan dia juga mengetahui nama-nama Allah yang maha sempurna,setiap do’a yang dimunajadkan oleh Bal’am pastilah akan dikabulkan oleh Allah.

Tapi sayangnya Bal’am hidup dilingkungan orang orang kufur dan yang tak mau beribadah,hingga suatu saat Nabi Musa AS ingin mengajak bal’am tuk bersama sama menegakan kebenaran dijalan Allah atau untuk berdakwah bersama. Tapi sebelum niat Nabi Musa terlaksana dan sampai kerumah Bal’am orang orang didaerah Bal’am melihat kedatangan Nabi Musa dipadang Taih yang membawa rombongan tentara yang cukup banyak dan tau niat dari Nabi Musa yang ingin mengajak Bal’am berdakwah bersama,mereka mencoba menghasut Bal’am agar Bal’am berdo’a kepada Allah agar Musa dan pengikutnya binasa.

Diantara mereka berkata kepada Bal’am :” Musa adalah orang kuat,dan dia memiliki banyak tentara, seandainya mereka menyerang kita maka kita akan hancur. Oleh karena itu,berdo’alah kepada Allah agar mencegah mereka tuk datang kemari,”

Bal’am dengan pengetahuanya berkata :”Celakalah kamu, Sesungguhnya Nabi Allah itu disertai oleh malaikat dan kaum mukminin.bagai mana mungkin aku mendo’akan sesuatu yang buruk kepada mereka padahal aku mengetahui semua itu dari Allah.”

Tetapi kaum Jababirah tak begitu saja menyerah tuk merayu Bal’am,semua yang harta yang ada dikerahkan untuk diberikan kepada Bal’am agar mau mendo’akan Nabi Musa agar binasa sebelum sampai didaerah Bal’am tinggal. Sebenarnya Bal’am tidak mau melakukan itu,tapi apa daya istri Bal’am merayu dan berkata :” “Berdoalah!, mengingat kalau harta yang berharga itu harus diraih dengan kerja, pastilah akan memakan usia, bahkan belum tentu seumur hidup akan bisa mendapatkannya”.

Akhirnya Bal’am pun terhasut dan membenarkan setiap ucapan istrinya dan mengikuti nafsu dunia yang fana ini.kemudian Bal’am beserta pasukan mencoba mengintai pasukan Nabi musa dipuncak gunung Husban. Kemudia disitulah Bal’am memanjatkan do’a kepada Allah sesuatu hal yang buruk agar menimpa Nabi Musa dan pasukanya.

Maka terjadilah apa yang terjadi, sebelum berdoa Bal’am mengatakan bahwa Allah sangat membenci pada perzinahan, padahal kaum Bani Israil yang dipimpin Nabi Musa itu merupakan orang pelarian yang kebanyakan tidak memiliki isteri. Untuk menghancurkan mereka, hendaknya seluruh wanita kaum Jababirah disarankan segera mendekati kaum Bani Israel dan menyerahkan tubuh-tubuh mereka agar disetubuhi tanpa dengan ikatan tali perkawinan, dimana perbuatan itu segera akan mengundang murka Allah yang selanjutnya mereka akan dihancurkan-Nya dengan tanpa pertumpahan darah.
Maka wanita-wanita itu segera bersolek sedemikian rupa seperti yang dianjurkan Bal’am dengan di pimpin oleh anak gadis raja mereka sendiri untuk menjebak Bani Israel. Sebelum berangkat, anak gadis itu disarankan oleh Bal’am.

“Untuk dirimu, wahai putri junjunganku, janganlah kau mau dizina terkecuali oleh Musa sendiri.”

Maka rombongan para wanita dari kaum Jababirahpun datang kekamp kamp kaum Bani Israel dipadang Taih. Dan disitulah kaum bani israil yang kebanyakan imannya keropos itu pun berpesta pora mengadakan perzinahan besar-besaran tanpa menggubris lagi seluruh saran dan nasehat Nabi Musa. Akan halnya anak gadis raja itu setelah mencari-cari Nabi Musa dan ternyata tidak ada sebuah tanggapan, maka segera mendekati seorang pemimpin dari dua belas suku keturunan Nabi Ya’qub. Dan ternyata lelaki itu pun jatuh dalam rayuannya, namun setelah mau berzina, wanita itu melaporkan dulu mengenai hasil usahanya kepada yang ayah bahwa yang terkena rayuannya bukan Nabi Musa, akan tetapi hanya seorang pemimpin dari dua belas pemimpin suku-suku mereka. Setelah berpikir cukup, sang ayah segera mengizinkan sang putri untuk berzina dengan lelaki itu.

Dan ketika perbuatan itu berlangsung, seorang lelaki dari keturunan Nabi Harun dapat mengetahui kebejadan dari kaumnya yang berzinah dengan wanita wanita kaum Jababirah, maka segera saja keduanya dilempar dengan tombak hingga menemui ajalnya, kemudian tubuhnya diangkat dengan tombak tinggi-tinggi, agar kaum Bani Israel melihat atas hukuman yang ditimpakan pada mereka.

Akibat doa Bal’am ini, kaum Bani Israel terkungkung dan terjebak di Padang Taih, sebuah kawasan yang selalu membuat bingung mereka yang di dalamnya. Dikisahkan jika saja Bani israel itu pagi-pagi berangkat ke utara agar bisa keluar dari kawasan itu, maka ketika sore tiba-tiba telah berada pada tempat mereka ketika berangkat. Demikian pula jika saja ke daerah timur menjelang petang, maka paginya mereka telah berada di tempat berangkat itu lagi.

Dari kejadian kejadian itu yang tanpa henti akhirnya Nabi Musa pun berdo’a dan bertanya kepada Allah sebenarnya Dosa apakah yang telah diperbuat olehnya sehingga Nabi Musa ikut terkurung didalamnya. Dan Allah pun menjawab pertanyaan Nabi Musa bahwa yang terjadi dikarenakan do’a Bal’am bin Bauro. Nabi Musapun tak tinggal diam atas yang dilakukan oleh Bal’am terhadapnya. Dan Nabi musa pun berdo’a :


“Sebagaimana Engkau telah memperkenankan doa Bal’am untuk mencelakan aku beserta kaumku, maka perkenankanlah doaku agar dia celaka. Lepaskan pula ismul A’zham dan iman yang telah Engkau karuniakan kepadanya, ya Allah.”

begitu Nabi Musa memohon. Allah pun memperkenankan doa Rasul-Nya, sehingga ismul A’zham dan iman serta makrifat yang dimiliki Bal’am terlepas dan keluar dari tubuhnya bagaikan seekor merpati putih yang terbang. Dan dilain pihak Bal’am merasakan apa yang diakhawatirkan dan Bal’am berkata :” Sekarang hilang sudah dariku Dunia dan Akhirat, tidak tersisa padaku kecuali tipu daya muslihat. Dari do’a Musa maka semua karunia yang dimiliki Bal’am pun lenyap dan dia menjadi manusia biasa yang hidup dalam kekufuran dan kekafiran sampai dia meninggal.

Sebelum mengembuskan Nafasnya yang terakhir Nabi Musa berdo’a agar dia bisa dikuburkan didaerah kaum Jababirah, dan doa beliaupun terkabulkan dan dikuburkan diperbatasan kota tersebut setelah bertahun tahun lamanya terkurung do’a Bal’am. Wallahuallam…..”

Hikayah Lelaki Terperangkap Cinta Akhirnya Murtad.


Hasil gambar untuk foto kartun ngajiTiada aku meninggalkan suatu fitnah sesudahku lebih berbahaya terhadap kaum pria daripada godaan wanita." (HR. Bukhari dan Muslim)
Diantara fitnah-fitnah dan perangkap setan laknat yang paling besar untuk menyesatkan manusia kata nabi  adalah fitnah wanita. 

Memang benar apa yang disampaikan nabi Muhammad . Banyak kisah-kisah terdahulu yang dapat dijadikan pelajaran bagi kita semua yaitu banyaknya kisah-kisah tentang kecintaan manusia terhadap kecantikan semu wanita mengalahkan cintanya kepada ALLAH sehingga dia lalai akan agamanya padahal dia adalah seorang ahli ibadah yang khusyuk akan tetapi kelemahannya dia tidak dapat menahan godaan dunia berupa wanita sehingga dia menyia-nyiakan akhirat yang kekal , Naudzubillah. Berikut salah satu kisahnya yang dinukil dari kitab ulama terdahulu ;
Hikayah:
Dikisahkan bahwa di Mesir ada seorang lelaki yang senantiasa selalu ke masjid untuk mengumandangkan adzan dan shalat di dalamnya, terlihat pancaran ketaatan dan cahaya ibadah dari wajahnya, suatu hari seperti kebiasaannya dia naik ke atas menara untuk mengumandangkan adzan, di bawah menara ada sebuah ruman milik seorang yang beragama Nashrani, dia melirik ke dalam rumah tersebut ternyata dia mendapati anak perempuan sang pemilik rumah yang beragama Nashrani tadi, akhirnya dia terpedaya dengan wanita tersebut, dia tinggalkan adzan dan turun menemuinya, ia masuk ke dalam rumahnya. Wanita ini bertanya: 
“Apa denganmu?, apa yang kamu inginkan?”, lelaki ini menjawab: “Saya menginginkanmu”, wanita ini bertanya: “Kenapa?”, lelaki ini menjawab: “Karena kamu ssudah mencuri jiwaku dan mengambil seluruh hatiku”, wanita berkata: “Aku tidak akan menurutimu kepada sebuah keraguan selamanya”, lelaki ini berkata: “Aku akan menikahimu”, wanita berkata: 
“Kamu seorang muslim, saya seorang wanita yang beragama Nashrani, bapak saya tidak akan menikahkanku kepadamu”, lelaki ini menjawab: “Saya akan masuk ke dalam agama Nashrani”, wanita ini menjawab: “Jika kamu mengerjakannya maka aku akan mengerjakannya (yaitu menuruti permintaanmu)”, maka akhirnya lelaki ini masuk ke dalam agama Nashrani untuk menikahi wanita tersebuit, dan dia tinggal bersama mereka di dalam rumah tersebut. Dan ketika pada hari itu dia naik ke atas loteng yang ada di atas rumah, lalu dia jatuh darinya, maka akhirnya dia tidak mendapatkan wanita tersebut dan telah kehilangan agamanya.
[Lihat kitab Al Jawab Al Kafy, karya Ibnul Qayyim rahimahullah]
Saudaraku, beginilah bahayanya memandang wanita yang bukan mahram apalagi dia perempuan kafir dia sampai hati meninggalkan imannya malah akibatnya dia terkena azab Allah langsung (mati dalam keadaan kafir) akhirnya tidak mendapatkan keduanya (memiliki wanita itu dan kebahagiaan kekal diakhirat), yah, memang meskipun wanita itu  cantik tapi hanyalah kecantikan semu yang merupakan perangkap iblis laknat untuk menyesatkan manusia dari jalan yang lurus. 

Ingatlah saudaraku, maka dari itu Allah telah mengharamkan pandangan liar. Karena pandangan mata adalah anak panah beracun dari pada iblis untuk melumpuhkan hati manusia, bila manusia dapat menahan pandangan maka dia telah urung dari sasaran iblis.
Wallaahu A'lam.

Kisah Mujahidin yang Murtad Akibat Tergoda Wanita

Hasil gambar untuk foto kartun ngajiIbnu Katsir -rahimahullah- berkata dalam Al Bidayah wa An Nihayah:
في سنة ثمان وأربعين ومائتين توفى عبده بن عبد الرحيم قبحه الله وكان هذا الشقي من المجاهدين كثيراً في بلاد الروم!
فلما كان في بعض الغزوات والمسلمون محاصرو البلدة من بلاد الروم,إذ نظر إلى امرأة من نساء الروم في ذلك الحصن
Di tahun 247 H, telah wafat seseorang yang bernama Abduh bin Abdurrahim -semoga Allah membinasakannya-. Dia adalah mantan pasukan yang berjihad di negeri Romawi.
Suatu ketika di salah satu penyerbuan pasukan umat Islam di suatu daerah yang termasuk bagian negeri Romawi, Abduh bin Abdurrahim melihat seorang gadis Romawi dari atas bentengnya.
فهويها فراسلها ما السبيل إلى الوصول إليك ؟ فقالت:إن تتنصر وتصعد إلى!
فأجابها إلى ذلك!
Kemudian ia berkata kepada gadis itu:
“Bagaimanakah caranya agar aku bisa memilikimu?”
Gadis itu menjawab:
“Jika engkau masuk agama Nasrani, barulah engkau bisa memilikiku.”
Kemudian Abduh bin Abdurrahim menerima syarat tersebut dengan menjadi Nasrani -na’udzubillahi min dzalik-
فما راع المسلمون إلا وهو عندها؟ فاغتم المسلمون بسبب ذلك غماً شديداً,وشق عليهم مشقة عظيمة فلما كان بعد مدة مروا عليه وهو مع تلك المرأة في ذلك الحصن فقالوا :
يافلان ما فعل قرآنك؟مافعل عملك؟ما فعل صيامك؟ ما فعل جهادك؟
Tidaklah pasukan umat Islam melakukan penyerbuan, kecuali mereka mendapati Abduh bin Abdurrahman sedang bersama gadis tersebut. Melihat Abduh bin Abdurrahim terlena dengan gadis pujaannya, pasukan umat Islam menjadi sedih dengan kesedihan yang mendalam. Suatu saat dalam sebuah peperangan yang dahsyat, pasukan umat Islam melewati tempat Abduh bin Abdurrahim dan mereka mendapati ia sedang bersama gadisnya di dalam bentengnya. Pasukan umat Islam berkata:
“Wahai Fulan, apa yang telah engkau perbuat dengan bacaan Al Qur’anmu? Apa yang telah engkau perbuat dengan amal-amalmu? Apa yang telah engkau perbuat dengan puasamu? Apa yang telah engkau perbuat dengan jihadmu?”
قال : اعلموا أنى نسيت القران إلا قوله
ربما يود الذين كفروا لو كانوا مسلمين ذرهم يأكلوا ويتمتعوا ويلههم الأمل فسوف يعلمون
وقد صار لي فيهم مال وولد؟!”
البداية والنهاية لابن كثير 11/68
Abduh bin Abdurrahim berkata:
“Ketahuilah! Sungguh aku telah lupa bacaan Al Qur’an kecuali firmanNya:
“Orang-orang yang kafir itu nanti di akhirat menginginkan, kiranya mereka dahulu di dunia menjadi orang-orang muslim. Biarkanlah mereka di dunia ini makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan kosong, kelak mereka akan mengetahui akibat perbuatan mereka.” ~Al Hijr 2-3
“Dan aku telah mendapatkan harta serta anak keturunan dari mereka orang-orang Nasrani.”
~Al Bidayah wa Nihayah 11/68, diterjemahkan oleh @mnmfadly
Kita berlindung kepada Allah dari kemurtadan dan kita memohon agar istiqomah sebagai muslim sampai akhir hayat.

Keistimewaan Mazhab Syafi'i Meneurut Syah Waliyullah al-Dahlawi al-Hanafi dari India

Hasil gambar untuk foto imam syafiiApabila kita mengkaji kitab-kitab biografi ahli hadits seperti kitab Tadzkirah al-Huffazh karya al-Dzahabi, Thabaqat al-Huffazh karya al-Suyuthi dan lain-lain, akan kita dapati bahwa mayoritas ahli hadits mengikuti madzhab Syafi’i. Sebagian ulama mengatakan bahwa 80 % ahli hadits mengikuti madzhab Syafi’i. Al-Imam Syah Waliyullah al-Dahlawi al-Hanafi, seorang ahli hadits dan pakar fiqih berkebangsaan India, memberikan kesaksian tentang keistimewaan madzhab Syafi’i dibandingkan dengan madzhab-madzhab fiqih yang lain ditinjau dari tiga hal:

Pertama) ditinjau dari aspek sumber daya manusia, madzhab Syafi’i adalah madzhab terbesar dalam memproduksi mujtahid muthlaq dan mujtahid madzhab, madzhab terbanyak memiliki pakar ushul fiqih, teologi, tafsir dan syarih (komentator) hadits. 

Kedua) ditinjau dari segi materi keilmuan, madzhab Syafi’i adalah madzhab yang paling kokoh dari segi sanad dan periwayatan, paling kuat dalam menjaga keotentikan teks-teks perkataan imamnya, paling bagus dalam membedakan antara perkataan Imam Syafi’i (aqwal al-Imam) dengan pandangan murid-muridnya (wujuh al-ashhab), paling kreatif dalam menghukumi kuat dan tidaknya sebagian pendapat dengan pendapat yang lain dalam madzhab. Demikian ini akan dimaklumi oleh seseorang yang meneliti dan mengkaji berbagai madzhab.

Ketiga) ditinjau dari segi referensi, hadits-hadits dan atsar yang menjadi sumber materi fiqih madzhab Syafi’i telah terkodifikasi dan tertangani dengan baik. Hal ini belum pernah terjadi kepada madzhab fiqih yang lain. Di antara materi madzhab Syafi’i adalah al-Muwaththa’, Shahih al-Bukhari, Muslim, karya-karya Abu Dawud, al-Tirmidzi, Ibnu Majah, al-Darimi, al-Nasa’i, al-Daraquthni, al-Baihaqi dan al-Baghawi.Selanjutnya al-Imam al-Dahlawi mengakhiri kesaksiannya dengan berkata:

وَإِنَّ عِلْمَ الْحَدِيْثِ وَقَدْ أَبَى أَنْ يُنَاصِحَ لِمَنْ لَمْ يَتَطَفَّلْ عَلىَ الشَّافِعِيِّ وَأَصْحَابِهِ رضي الله عنهم وَكُنْ طُفَيْلِيَّهُمْ عَلىَ أَدَبٍ، فَلاَ أَرىَ شَافِعًا سِوىَ اْلأَدَبِ.

“Sesungguhnya ilmu hadits benar-benar enggan memberi dengan tulus kepada orang yang tidak membenalu kepada Imam Syafi’i dan murid-muridnya radhiyallahu ‘anhum. Jadilah kamu benalu kepada mereka dengan beretika, karena aku tidak melihat penolong selain etika”. (Waliyullah Ahmad bin Abdurrahim al-Dahlawi, al-Inshaf fi Bayan Sabab al-Ikhtilaf, hal. 38-39.)

Kesaksian al-Dahlawi di atas, bahwa madzhab Syafi’i merupakan perintis dan pemimpin umat Islam dalam ilmu hadits, sangat penting, mengingat otoritas keilmuan al-Dahlawi sebagai seorang pakar hadits dan fiqih yang bermadzhab Hanafi yang diakui oleh seluruh ulama, dan beliau bukan pengikut madzhab Syafi’i. Seandainya yang berkata, seorang pengikut madzhab al-Syafii, mungkin orang lain akan berkata, bahwa beliau sedang memuji madzhabnya sendiri. Kesaksian tersebut diperkuat dengan fakta sejarah bahwa pada masa silam, istilah ahli hadits identik dengan para ulama madzhab Syafi’i. Dalam konteks ini, al-Hafizh al-Sakhawi berkata:

قَالَ النَّوَوِيُّ رحمه الله، وَنَاهِيْكَ بِهِ دِيَانَةً وَوَرَعًا وَعِلْمًا، فِيْ زَوَائِدِ الرَّوْضَةِ مِنْ بَابِ الْوَقْفِ: وَالْمُرَادُ بِأَصْحَابِ الْحَدِيْثِ الْفُقَهَاءُ الشَّافِعِيَّةُ، وَأَصْحَابِ الرَّأْيِ الْفُقَهَاءُ الْحَنَفِيَّةُ اهـ وَمَا أَحَقَّهُمْ بِالْوَصْفِ بِذَلِكَ.

“Imam al-Nawawi rahimahullah berkata –betapa hebatnya beliau dalam segi keagamaan, kewara’an dan keilmuan-, dalam Zawaid al-Raudhah, pada bagian bab waqaf: “Yang dimaksud engan ahli hadits adalah fuqaha Syafi’iyah, sedangkan ahl al-ra’yi adalah fuqaha Hanafiyah”. Alangkah berhaknya mereka dikatakan demikian”. (Al-Hafizh al-Sakhawi, al-Jawahir wa al-Durar fi Tarjamah Syaikh al-Islam Ibn Hajar, juz 1, hal. 79.).

Di antara ahli hadits yang mengikuti madzhab Syafi’i adalah al-Bukhari, Muslim, al-Nasa’i, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, al-Isma’ili, al-Daraquthni, Abu Nu’aim, al-Khathib al-Baghdadi, al-Hakim, al-Khaththabi, al-Baihaqi, al-Silafi, Ibnu Asakir, al-Sam’ani, Ibnu al-Najjar, Ibnu al-Shalah, al-Nawawi, al-Dimyathi, al-Mizzi, Ibnu Katsir, al-Subki, Ibnu Sayyidinnas, al-‘Iraqi, al-Haitsami, Ibnu Hajar al-‘Asqalani, al-Sakhawi, al-Suyuthi dan lain-lain.

Paparan di atas menyimpulkan, bahwa ahli hadits tidak memiliki paradigma tertentu yang menyatukan pemikiran mereka dalam satu madzhab, baik dalam bidang fiqih maupun akidah. Ahli hadits menyebar di berbagai madzhab keislaman, baik dalam fiqih maupun akidah. Hanya saja, apabila dikaji secara seksama, akan disimpulkan bahwa mayoritas ahli hadits dalam hal akidah mengikuti madzhab Asy’ari, dan dalam hal fiqih mengikuti madzhab Syafi’i. Sehingga tidak heran apabila dalam perjalanan sejarah, ahli hadits identik dengan madzhab Syafi’i.